Terluka di tangan sendiri
Setelah kau timang sunyi di atas belati
Mungkin sudut bibirnya begitu tajam meninggalkan senyuman
hingga hanya luka yang mampu menyimpan bekasnya
bahkan mimpi yang biasanya perkasa pun tak berdaya
hilang kebal
menampung wajah manisnya.
di dadamu, ada perih ikutan hadir merancukan detak
sedang di nafasmu ada
rindu menyengat-nyengat kesadaran
Miftahuddin Munidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar