Minggu, 19 Februari 2012

Memendam


Terluka di tangan sendiri
Setelah kau timang sunyi di atas belati

Mungkin sudut bibirnya begitu tajam meninggalkan senyuman
hingga hanya luka yang mampu menyimpan bekasnya
bahkan mimpi yang biasanya perkasa pun tak berdaya
hilang kebal menampung wajah manisnya.

di dadamu, ada perih ikutan hadir merancukan detak
sedang  di nafasmu ada rindu menyengat-nyengat kesadaran








 Miftahuddin Munidi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar